Posted by : Unknown
Selasa, 11 Februari 2014
KEONG EMAS
Pada
zaman dahulu di Kerajaan Daha, hiduplah seorang raja bernama Raja Kertamarta
yang memiliki dua orang putri yang sangat cantik jelita. Putri nan cantik
jelita tersebut bernama Candra Kirana dan Dewi Galuh. Kedua putri Raja tersebut
hidup sangat bahagia dan serba kecukupan. Hingga suatu hari datanglah seorang
pangeran yang sangat tampan dari Kerajaan Kahuripan ke Kerajaan Daha. Pangeran
tersebut bernama Raden Inu Kertapati. Maksud kedatangannya ke Kerajaan Daha
adalah untuk melamar Candra Kirana. Kedatangan Raden Inu Kertapati sangat
disambut baik oleh Raja Kertamarta.
Raja
: “ Putriku, kemarilah!”
Kirana : “ Ada apa, ayah?”
Galuh : “ Apakah ayah juga memanggilku?”
Raja : “ Iya, putriku. Ada yang ingin ayah sampaikan pada kalian berdua. Lusa, Raden Inu Kertapati dari kerajaan Kahuripan akan datang kemari.”
Kirana : “ Ada apa, ayah?”
Galuh : “ Apakah ayah juga memanggilku?”
Raja : “ Iya, putriku. Ada yang ingin ayah sampaikan pada kalian berdua. Lusa, Raden Inu Kertapati dari kerajaan Kahuripan akan datang kemari.”
Galuh
: “ Lalu kenapa? Apa hubungannya dengan kami, ayah?”
Raja : “ Ayah sudah membuat perjanjian dengan Ayah dari Raden Inu Kertapati, bahwa Ayah akan menikahkan salah satu putri Ayah dengan Raden Inu.”
Raja : “ Ayah sudah membuat perjanjian dengan Ayah dari Raden Inu Kertapati, bahwa Ayah akan menikahkan salah satu putri Ayah dengan Raden Inu.”
Galuh
: ( Berbinar senang)“ Siapa diantara kami yang akan dinikahkan dengan Raden
Inu, ayah?”
Raja
: “ Kami sudah sepakat untuk menikahkan Candra Kirana dengan Raden Inu.”
Kirana : ( Tersenyum gembira dan memeluk Raja)“ Terima kasih, Ayah…Aku sangat bahagia sekali. Pernikahan ini adalahimpianku sejak kecil ”
Raja : “ Benarkah putriku? Kalau begitu memang tidak salah, Ayah memilihmusebagai calon isteri Raden Inu. Ayo, kita persiapkan segala sesuatunya untuk
Kirana : ( Tersenyum gembira dan memeluk Raja)“ Terima kasih, Ayah…Aku sangat bahagia sekali. Pernikahan ini adalahimpianku sejak kecil ”
Raja : “ Benarkah putriku? Kalau begitu memang tidak salah, Ayah memilihmusebagai calon isteri Raden Inu. Ayo, kita persiapkan segala sesuatunya untuk
menyambut
kedatangan Raden Inu.”
Raja
dan Candra Kirana meninggalkan ruangan yang kini hanya dihuni oleh Dewi Galuh .
Meskipun Candra Kirana dan Ayahnya bahagia dengan pertunangan ini,
ternyata Dewi Galuh mempunyai pendapat yang berbeda. Pertunangan itu ternyata
membuat Dewi Galuh merasa iri. Kerena dia merasa kalau Raden Inu Kertapati
lebih cocok untuk dirinya.
Galuh : “ Aku tidak setuju dengan pertunangan ini! Kenapa harus Kirana yang dipilih
Galuh : “ Aku tidak setuju dengan pertunangan ini! Kenapa harus Kirana yang dipilih
dan
bukan aku!? Padahal secara nyata jelas aku yang lebih cantik dari dia!!
Huh,
ini tidak adil! Hanya aku satu-satunya yang akan menjadi istri Raden
Inu!!
Hanya aku, bukan Kirana! Sekarang apa yang harus kulakukan?”
(
Berpikir keras sembari mondar-mandir)
Setelah
berpikir keras Dewi Galuh akhirnya menemukan cara untuk menggagalkan
pertunangan Kirana dan Raden Inu. Oleh karena itu Dewi Galuh lalu pergi ke
rumah Nenek Sihir. Dia meminta agar nenek sihir itu menyihir Candra Kirana menjadi
sesuatu yang menjijikkan dan dijauhkan dari Raden Inu. Nenek Sihir pun
menyetujui permintaan Dewi Galuh, dan menyihir Candra Kirana menjadi Keong
Emas, lalu membuangnya ke sungai.
Galuh
: “ Permisi!! Apa ada orang di sini!??”
Penyihir : “ Silakan masuk gadis cantik, kemarilah…”
Galuh : “ Hm, aku membutuhkan bantuanmu! Tolong bantu aku!”
Penyihir : “ kamu ingin aku melakukan apa?”
Galuh : “ Aku ingin pertunangan Kirana dengan Raden Inu dibatalkan!”
Penyihir : ( Manggut-manggut)“ Baiklah aku mengerti maksudmu. Lalu kamu ingin aku melakukan apa untuk Kirana? Menyihirnya?? Sihir apa yangkamu inginkan?
Galuh : “ Aku ingin kau menyihir Candra Kirana menjadi Sesuatu yangmenjijikkan! Yang jelas aku ingin Kirana menderita!”
Penyihir : “ Baiklah, aku akan menyihir Candra Kirana sehingga dia tidak dapat bertunangan dan menikah dengan Raden Inu!”
Galuh : Terimakasih atas bantuanmu, senang bekerja sama dengan penyihir sepertimu! Ini uang sebagai imbalannya.
Penyihir : “ Silakan masuk gadis cantik, kemarilah…”
Galuh : “ Hm, aku membutuhkan bantuanmu! Tolong bantu aku!”
Penyihir : “ kamu ingin aku melakukan apa?”
Galuh : “ Aku ingin pertunangan Kirana dengan Raden Inu dibatalkan!”
Penyihir : ( Manggut-manggut)“ Baiklah aku mengerti maksudmu. Lalu kamu ingin aku melakukan apa untuk Kirana? Menyihirnya?? Sihir apa yangkamu inginkan?
Galuh : “ Aku ingin kau menyihir Candra Kirana menjadi Sesuatu yangmenjijikkan! Yang jelas aku ingin Kirana menderita!”
Penyihir : “ Baiklah, aku akan menyihir Candra Kirana sehingga dia tidak dapat bertunangan dan menikah dengan Raden Inu!”
Galuh : Terimakasih atas bantuanmu, senang bekerja sama dengan penyihir sepertimu! Ini uang sebagai imbalannya.
Penyihir
: Sekarang aku akan mempersiapkan kutukan untuknya…”
Galuh : “ Kutunggu kabar darimu, penyihir!!
Galuh : “ Kutunggu kabar darimu, penyihir!!
Narator :Keesokan harinya
Candra Kirana pergi ke pasar membeli keperluan untuk menyambut kedatangan Raden
Inu Kertapati besok. Sepulang dari pasar Kirana melewati sebuah sungai. Di
sungai tersebut kirana dihadang oleh seorang perempuan tua yang buruk rupa.
Perempuan tua itu adalah nenek sihir yang diperintah oleh Galuh untuk menyihir Kirana.
Penyihir
: “ Hwahahahaha!! Candra Kirana! Apa kabarmu, Hah? Kelihatannyakamu sangat
senang hari ini? Hwahahaha…”
Kirana : Siapa kamu? Kenapa kamu sangat buruk rupa?”
Penyihir : “ Diam! Aku ke sini untuk menyihirmu menjadi keong!!
Kirana : Siapa kamu? Kenapa kamu sangat buruk rupa?”
Penyihir : “ Diam! Aku ke sini untuk menyihirmu menjadi keong!!
Kirana
: “ Kenapa kamu ingin menyihirku? Apa salahku?”
Penyihir
: “ Saudaramu yang menyuruhku untuk menyihirmu.”
Kirana : “ Galuh? Tidak mungkin, kau pasti berbohong !”
Penyihir : “ Untuk apa aku berbohong, itulah kenyataannya.”
Kirana : “ Galuh? Tidak mungkin, kau pasti berbohong !”
Penyihir : “ Untuk apa aku berbohong, itulah kenyataannya.”
Kirana
: “ Tapi kenapa Galuh melakukan itu?”
Penyihir
: “ Sudah ! jangan banyak omong ! terima saja nasibmu ! hahahaha.”
Kirana : “ AAAAA!!!!”
Penyihir : “ Hwahahaha!!!! Kamu hanya akan menjadi manusia pada waktu siang hari, tapi bila menjelang malam, kamu akan kembali menjadi keong!! Kutukan ini akan berakhir bila kamu bertemu dengan Raden Inu!! Hwahahaha…!!!”
Kirana : “ AAAAA!!!!”
Penyihir : “ Hwahahaha!!!! Kamu hanya akan menjadi manusia pada waktu siang hari, tapi bila menjelang malam, kamu akan kembali menjadi keong!! Kutukan ini akan berakhir bila kamu bertemu dengan Raden Inu!! Hwahahaha…!!!”
Narator :Candra Kirana telah
dikutuk menjadi keong emas dan dibuang ke sungai hingga terdampar di Desa
Dadapan. Suatu hari seorang nenek sedang mencari ikan dengan jala, dan keong
emas terangkut dalam jalanya tersebut. Keong Emas itu lalu dibawanya pulang dan
ditaruh di tempayan.
Nenek
: “ Oh,
keong yang sangat cantik!! Aku akan membawanya pulang!”Setibanya dipondok,
nenek itu meletakkan keong itu di tempat yang aman. Lalu dia beristirahat
sejenak di kursi.
Nenek
: “ Sampai
jam segini aku belum juga mendapatkan ikan. Aku harus mencari ikan lagi, kalau
tidak mendapat ikan, aku mau makan apa?”
Kirana
: “ Loh, kenapa aku bisa di sini? Oh iya, tadi ‘kan ada seorang nenek yang
membawaku. Kasihan sekali nenek itu, untuk makan saja diaharus mencari ikan
terlebih dahulu. Aku akan membuatkan makananuntuknya.”
Narator :Hingga menjelang
malam nenek itu tidak mendapat ikan seekorpun. Kemudian Nenek tersebut
memutuskan untuk pulang saja, sesampainya di rumah ia sangat kaget, karena di
meja sudah tersedia masakan yang sangat enak-enak. Si nenek bertanya-tanya pada
dirinya sendiri, siapa yang memgirim masakan ini. Begitu pula hari-hari
berikutnya si nenek menjalani kejadian serupa, keesokan paginya nenek ingin
mengintip apa yang terjadi pada saat dia pergi mencari ikan. Nenek itu lalu
berpura-pura pergi ke sungai untuk mencari ikan seperti biasanya, lalu pergi ke
belakang rumah untuk mengintipnya. Setelah beberapa saat, si nenek sangat terkejut.
Karena keong emas yang ada ditempayan berubah wujud menjadi gadis cantik. Gadis
tersebut lalu memasak dan menyiapkan masakan tersebut di meja. Karena merasa
penasaran, lalu nenek tersebut memberanikan diri untuk menegur putri nan cantik
itu.
Nenek
: “Siapakah kamu ini putri cantik, dan dari mana asalmu?”
Kirana :” Aku….aku…aku Candra Kirana. Aku adalah putrikerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh nenek sihirutusan saudaraku karena merasa iri kepadaku”
Nenek : kasihan sekali dirimu, Nak…Nenek tidak tahu saudara macam apa saudaramu itu, hingga tega ingin mengutukmu! Tapinamanya manusia kalau sudah cemburu,…apapun dia lakukan!Ya, sudah…sementara kamu boleh tinggal di sini, Nak…”
Kirana : “ Terimakasih, Nek…”
Kirana :” Aku….aku…aku Candra Kirana. Aku adalah putrikerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh nenek sihirutusan saudaraku karena merasa iri kepadaku”
Nenek : kasihan sekali dirimu, Nak…Nenek tidak tahu saudara macam apa saudaramu itu, hingga tega ingin mengutukmu! Tapinamanya manusia kalau sudah cemburu,…apapun dia lakukan!Ya, sudah…sementara kamu boleh tinggal di sini, Nak…”
Kirana : “ Terimakasih, Nek…”
Nararor : Sementara itu pangeran Inu
Kertapati tak mau diam saja ketika tahu candra kirana menghilang. Iapun
mencarinya dengan cara menyamar menjadi rakyat biasa. Nenek sihirpun akhirnya
tahu dan mengubah dirinya menjadi gagak untuk mencelakakan Raden Inu Kertapati.
Raden Inu Kertapati Kaget sekali melihat burung gagak yang bisa berbicara dan
mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak itu sakti dan menurutinya
padahal raden Inu diberikan arah yang salah.
Raden
Inu
: (Terkejut) “siapa kau ?”
Burung
Gagak :
“ Tenang anak muda, aku akan menunjukkan arah ke Desa Dadapan,di sana kamu akan
bertemu dengan Candra Kirana.”
Raden
Inu
: “ Darimana kau tahu tujuan perjalananku? Siapa kausebenarnya?”
Burung Gagak : “ Kau tidak perlu tahu siapa aku, ikuti saja petunjuk yang kuberikan.”
Raden Inu : “ Baiklah, terima kasih atas pertolonganmu.”
Burung Gagak : “ Kau tidak perlu tahu siapa aku, ikuti saja petunjuk yang kuberikan.”
Raden Inu : “ Baiklah, terima kasih atas pertolonganmu.”
Narator : Setelah berjalan cukup jauh mengikuti
petunjuk arah dari burung gagak, Raden Inu tidak juga menemukan Desa Dadapan.
Diperjalanan Raden Inu bertemu dengan seorang kakek yang sedang kelaparan,
diberinya kakek itu makan. Ternyata kakek adalah orang sakti yang baik Ia
menolong Raden Inu dari burung gagak itu.
Kakek
: “ Tolonglah nak, sudah beberapa hari kakek tidak makan.”
Raden
Inu
: “ oh, ini kek, ada sedikit makanan.”
Kakek
: “ Terima kasih anak muda. Janganlah kau mengikuti petunjuk yang diberikan
burung gagak tadi, dia sebenarnya adalah jelmaan penyihir, dia memberikan arah
yang salah padamu.”
Raden
Inu
: “ Lalu apa yang harus kulakukan kek?”
Kakek
: “ Berjalanlah mengikuti aliran sungai ini, di ujung sana kau akan menemukan
Desa Dadapan.”
Raden
Inu
: “ Terima kasih kek, saya akan melanjutkan perjalanan ini.”
Kakek
: “ Pergilah anak muda, hati-hati dalam perjalananmu.”
Raden
Inu
: “ Baiklah kek.”
Narator : Setelah berjalan
berhari-hari sampailah Raden Inu di desa Dadapan Ia menghampiri sebuah gubuk
yang dilihatnya untuk meminta seteguk air karena perbekalannya sudah habis. Di
gubuk itu ia sangat terkejut, karena dia bertemu dengan Candra Kirana.
Akhirnya sihir dari nenek sihir pun hilang karena perjumpaan itu.
Raden
Inu
: “ Ah,…di sana ada pondok! Mungkin aku bisa numpang istirahat disana untuk
sementara waktu dan setidaknya aku mendapat seteguk air.Aku merasa lelah sekali
setelah berjalan sejauh ini Permisi!!…”
Kirana : “ Iya, sebentar…” ( membuka pintu)
Raden Inu : (Terkejut) “ Itukah kamu….Candra Kirana?”
Kirana : “ Raden Inu? Kenapa bisa ada di sini?”
Raden Inu : “ Ceritanya panjang, sudah berhari-hari aku mencarimu. Sekarang ayokita pulang, ayahmu sudah menunggumu.”
Kirana : “ Terimakasih banyak, karena kamu sudah menyelamatkanku.
Kirana : “ Iya, sebentar…” ( membuka pintu)
Raden Inu : (Terkejut) “ Itukah kamu….Candra Kirana?”
Kirana : “ Raden Inu? Kenapa bisa ada di sini?”
Raden Inu : “ Ceritanya panjang, sudah berhari-hari aku mencarimu. Sekarang ayokita pulang, ayahmu sudah menunggumu.”
Kirana : “ Terimakasih banyak, karena kamu sudah menyelamatkanku.
Nenek
: “ Siapa, Kirana?”
Kirana : “ Oh, Nenek…kenalkan ini adalah Raden Inu yang Kirana ceritakan waktu itu. Dia menjemput Kirana untuk pulang. Tapi, Kirana tidaktega meninggalkan Nenek sendirian.”
Nenek : “ Tidak apa-apa, Kirana. Pulanglah, pasti kamu merindukan keluargamu.”
Raden Inu : “ Begini saja, Nenek akan kita bawa ke Istana dan hidup bersama kita bila kita nanti menikah. Nenek, ayo kita pergi ke Kerajaan Daha.”
Kirana : “ Oh, Nenek…kenalkan ini adalah Raden Inu yang Kirana ceritakan waktu itu. Dia menjemput Kirana untuk pulang. Tapi, Kirana tidaktega meninggalkan Nenek sendirian.”
Nenek : “ Tidak apa-apa, Kirana. Pulanglah, pasti kamu merindukan keluargamu.”
Raden Inu : “ Begini saja, Nenek akan kita bawa ke Istana dan hidup bersama kita bila kita nanti menikah. Nenek, ayo kita pergi ke Kerajaan Daha.”
Narator :
akhirnya Raden Inu memboyong Candra Kirana beserta nenek yang baik hati
tersebut ke istana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan Dewi Galuh pada
Baginda Kertamarta.Baginda minta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya. Dewi
Galuh lalu mendapat hukuman yang setimpal. Karena Dewi Galuh merasa takut, maka
dia melarikan diri ke hutan. Pernikahan Candra kirana dan Raden Inu Kertapati
pun berlangsung, dan pesta tersebut sangat meriah. Akhirnya mereka hidup
bahagia.
Related Posts :
- Back to Home »
- Pidato banjir , Teks drama »
- Teks drama tentang cerita rakyat